Penulis : Umar
Jakarta – Badan Pengurus Nasional (BPN) Generasi Emas Indonesia (GESID) melakukan silaturahmi pengurus sekaligus membahas agenda deklarasi dan pelantikan yang rencananya akan diselenggarakan di awal Maret.
Pertemuan perdana ini sendiri dilakukan di Ruang Mataram, DPD RI, Jakarta, pada Rabu (1/2/2023) sore. Hadir pada pertemuan ini, President Executive BPN Viviana Hanifa, Sekretaris Jenderal (Sekjen) BPN Elva Farhi Qolbina, dan seluruh pengurus BPN GESID.
Tidak hanya pengurus yang hadir, pertemuan itu juga dihadiri oleh salah satu Dewan Pembina GESID, Fachrul Razi, Anggota DPD RI. Sebagai Dewan Pembina, Fachrul Razi banyak memberikan masukan dan support kepada teman-teman GESID dalam menata dan membangun organisasi ini kedepan.
Mantan Ketua Komite I DPD RI itu berharap, GESID bisa menjadi pelopor perubahan dalam mengkonsolidasikan potensi anak muda di Indonesia.
“GESID harus menjadi trendsetter perubahan, tidak hanya dalam skala lokal tapi juga nasional. Ikut berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara lewat kerja-kerja kongrit di masyarakat,” demikian harapan Fachrul Razi kepada teman-teman GESID.
President Executive Viviana Hanifa dalam sambutannya mengungkapkan bahwa, peran pemuda dalam setiap momentum sangatlah penting. Dan hadirnya GESID menurut Viviana adalah sebuah momentum yang tepat bagi seluruh anak muda Indonesia yang ingin bersama-sama mewujudkan Indonesia emas di 2045.
“Kedepan, kita akan menyambut dua momentum besar, pertama adalah bonus demografi, yang puncaknya akan terjadi di 2030, dan yang kedua, kita akan memasuki usia emas Indonesia di 2045,” kata Viviana Hanifa saat memberikan penjelasan terkait dengan visi dan orientasi GESID dihadapan para pengurus BPN yang hadir.
Kandidat Doktor di Universitas Brawijaya itu berharap, GESID bisa menjadi organisasi anak muda yang kehadirannya mampu menjawab segala persoalan yang dihadapi oleh setiap desa di tanah air.
“Kita punya cita-cita besar kedepan teman-teman, GESID harus menjadi jembatan bagi masyarakat yang ada di desa dengan pemerintah yang ada di pusat. Itu tanggungjawab bersama. Untuk itu kita harus solid dan bisa bekerjasama membangun GESID,” tegasnya.
“Banyak persoalan di Desa yang perlu mendapat atensi besar dari semua pihak, terutama teman-teman yang saat ini telah mendedikasikan komitmennya untuk bergabung di GESID,” kata Viviana sembari menaruh harapan untuk teman-teman GESID yang hadir.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Sekjen GESID Elva Farhi Qolbina, menurut wanita berparas cantik dan anggun ini, kekayaan negara ini sebenarnya ada di desa, potensinya berlimpah tapi kurang terkelola secara baik sehingga desa menjadi sangat tertinggal.
“Desa itu adalah masa depan Indonesia sebenarnya. Karena desalah penyuplai terbesar bahan-bahan mentah yang kemudian dikelola dan menjadi penghidupan di kota, tapi sayangnya, kehidupan di desa tidak sebagus yang ada di kota, ini sebuah kontradiksi yang harus dikoreksi, dan untuk itulah GESID hadir,” ujar Elva.