Jakarta, detij19.com – Pengamat politik menilai usulan Pilkada tetap digelar tahun 2022 untuk panggung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, maju ke Pilpres 2024. PAN menilai Anies Baswedan tidak membutuhkan panggung khusus.
“Nah khusus bagi Pak Anies. Menurut pandangan kami, Pak Anies itu tidak membutuhkan panggung khusus ya,” kata Sekjen PAN, Eddy Soeparno kepada wartawan, Jumat (28/1/2021).
Eddy menilai Anies Baswedan sudah memiliki panggung sendiri dengan skala nasional. Menurutnya, Anies Baswedan tidak lagi membutuhkan panggung baru di tingkat DKI Jakarta.
“Karena beliau sebagai tokoh nasional sudah memiliki panggung tersendiri apakah itu DKI atau di nasional. Saya melihat Pak Anies itu tidak membutuhkan panggung DKI sebagai panggung beliau untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya apalagi menjalankan ikhtiar politiknya karena dia adalah tokoh nasional dan dia telah memiliki panggung nasional,” ujar Eddy.
Menurut Eddy, terlalu jauh untuk mengaitkan keterkaitan antara pembahasan jadwal pilkada di parlemen dan panggung Anies Baswedan menuju Pilpres 2024. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu mengatakan pembahasan jadwal pilkada di parlemen tidak ada kaitannya dengan Anies Baswedan.
“Saya kira tantangan bahwa pilkada 2022 sebagai bentuk pemberian panggung bagi Pak Anies menuju Pilpres 2024 itu agak terlalu jauh pengamatannya karena kita bicara pilkada serentak apakah dilaksanakan di tahun 2024 secara serentak atau diganti di 2022 2023 itu tidak ada kaitannya dengan Pak Anies untuk berpeluang mencalonkan diri sebagai capres tahun 2024,” ungkapnya.
Untuk diketahui, sejumlah pengamat politik menilai ada sejumlah partai yang mencari atau mempertahankan jagoannya untuk Pilpres 2024. Salah satunya melalui jalur awal, yakni Pilkada 2022.
Nama Anies pun disebut dipertahankan partai tertentu untuk maju pada capres 2024. Mengawali pencapresan itu, Anies dinilai bisa memulai dari Pilkada DKI 2022 jika tetap digelar.
“Jadi ada partai-partai yang mencari jagoan atau mempertahankan jagoan, ya misalnya mau mencari calon presiden baru atau alternatif di luar yang ada sekarang ini melalui Pilkada Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim, terutama Pilkada Jakarta, karena Jakarta lah pilkada rasa pilpres,” kata Qodari kepada wartawan, Rabu (27/1/2021).
Karenanya, ada partai yang mendorong Pilkada DKI 2022 tetap digelar. Jika ada Anies menang, bisa menjadi tiket untuk Pilpres 2024.
“Tetapi kalau Anies maju, dia dapat panggung pilkada dan apabila menang terpilih kembali, maka akan punya panggung lagi di pemerintahan selama 2 tahun. Mungkin partai-partai yang ingin Anies jadi capres itu mendorong agar Pilkada 2022 dan 2023 tetap ada, dengan kata lain meminta pilkada total serentak mundur dari 2024 jadi 2027,” ucapnya.
Senada dengan Qodari, pengamat politik UIN, Adi Prasetyo, menilai Pilkada DKI 2022 menjadi panggung Anies Baswedan. Jika Pilkada 2022 tak digelar, Anies kehilangan panggung untuk 2024. (DC/d19)