OLEH : Drs. PANTAS SITOMPUL
Pemimpin Umum
DETIK19.COM – Vaksin Sinovac sudah vinal. Sebelum pemerintah menerapkan vaksin sebagai salah satu pilihan, banyak vaksin beredar di Indonesia yang datang dari luar. Semuanya diuji. Semuanya bagus tapi yang paling cocok dan paling tepat untuk rakyat Indonesia adalah Vaksin Sinovac.
Namun, masih banyak diantara masyarakat yang menolak vaksin ini walau sosialisasi tentang vaksin ini sudah lama. Penjelasan dari pemerintah lewat instansi terkait dinilai sudah cukup.
Presiden Jokowi sendiri menjadi contoh pengguna pertama vaksin ini. Setelah itu para pejabat di Istana Negara dan pejabat lainnya. Tapi masih ada juga yang tidak percaya. Yang mencengangkan, seorang anggota DPR RI blak-blakan menolak untuk divaksin. Alasan yang dibuat orang yang tidak mau disuntik beragam.
Ada pula pemberitaan di media massa, ada pejabat atau masyarakat setelah disuntik vaksin sinovac justru terpapar Cicod – 19. Ada juga berita yang muncul setelah disuntik jatuh sakit. Banyak riak-riak yang bermuculan. Bahkan banyak masyarakat yang menolak mentah-mentah disuntik vaksin.
Pemerintah harus lapang dada untuk menanggapi hal ini. Yang pasti, bila ada hal baru, sulit bagi masyarakat untuk menerimanya. Lamban laun itu pasti diterima oleh semua lapisan masyarakat Indonesia cukup majemuk. Lamban atau cepat itu pasti diterima.
Belakangan ini terlihat masyarakat di semua lapisan sudah mulai agak longgar memakai masker, mencuci tangan dan berkerumun.
Karena itu pemerintah tetap maju dan memperjuangkan kesehatan masyarakat umum. Vaksin ini adalah salah satu cara untuk menghindari virus Corona yang selama ini menghantui dunia. Presiden mengatakan walau sudah disuntik vaksin, tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Menggunakan 3 M dinilai sangat ampuh untuk mencegah ketertularan virus Corona. Penggunaannya simpel. Hanya memakai masker di tempat tertentu. Rajin mencuci tangan dan menjauh dari kerumunan. Kini, masyarakat mulai kendor menggunakan 3 M. Seakan tidak ada masalah dan seakan tidak ada ancaman. Virus ini musuh dalam selimut. Tak nampak secara kasat mata. Bahkan tidak tahu darimana asal penyakit ini tiba-tiba kita sudah terpapar. Inilah yang perlu kita waspadai agar tetap waspada dengan memakai 3 M.
Seperti terlihat di Pasar Kaget (Pasar Tradisional). Banyak ibu – ibu terlihat belanja tidak memakai masker. Ketika ditanya, jawabannya cukup ringan. “Corona sudah pergi pak, jangan takut”. Lain lagi dengan jawaban seorang bapak ketika melayat di rumah seorang yang meninggal bukan karena Conid di bilangan Palas. “Kamu kok percaya. Corona itu tidak ada di daerah kami”. Dan masih banyak alasan lainnya dikemukakan masyarakat seakan tak ada masalah tentang Corona.
Hal yang sama terlihat juga di tempat acara pernikahan. Banyak yang tidak memakai masker, tapi ada juga yang dengan setia memakai masker. Jarak antara yang satu dengan yang lain memang tetap terjaga. Tapi masker hanya terlihat terlilit di lehernya tanpa memakai dengan benar. Mulut dan hidung tidak tertutup. Memang, tidak ada lagi tegoran dari orang tertentu terhadap yang tidak mau mengenakan masker. Tidak seperti awal pengunaan masker. Mudah-mudahn yang mereka katakan bahwa Corona sudah pergi. Apalagi dengan adanya Vaksin Sinovac. Www alau sudah divaksin, kita tetao memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Semoga … ***