MERANTI, Detik19.com — Sebagian besar Masyarakat Desa Binamaju mengeluh terkait masalah terjadinya pengendapan saluran air sepanjang 12 Km, melalui sungai Sendaur, pasalnya masyarakat yang tinggal disekitar lokasi sungai tersebut merasa resah akibat dari tergenangnya air di sepanjang aliran sungai itu, dampak yang terjadi akibat tidak berjalanya air dari sungai itu adalah hasil pertanian masyarakat yang semakin berkurang.
Sebagai mana Hasil pantauan dari awak media di Desa itu memang telah terjadi pendangkalan sungai akibat terjadinya pengendapan tanah yang terjadi hingga menimbulkan erosi menjadi kan saluran air itu tertutup dan mengakibatkan kebanjiran hingga sawah dan tanaman masyarakat jadi tenggelam, oleh karenanya jelas hasil petanian nya menjadi berkurang.
Kepala Desa Binamaju Kecamatan Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti Zahari ketika dikonfirmasi ditempat kediamanya senin 26/9/21, Ia mengatakan memang selama ini masyarakat kita sangat diresahkan terkait dengan sungai sendaur itu ” selama saya menjadi Kepala Desa di Desa Binamaju , inilah masalah yang paling Fatal menjadi ‘PR’ kita sebab masyarakat mengeluh karena lahan sawah mereka selalu terendam air kalau musim hujan, karena sungai yang lazimnya sebagai penyerap air kini tidak berfungsi akibat terjadinya pendakalan ,kita juga sudah melaporkan hal ini ke kecamatan, namun belum ada tanggapan, sementara kalau kita lakukan normalisasi aliran itu dengan mengguna kan dana DDS mungkin timbul masalah sebab bukanya sedikit yang akan kita lakukan akan tetapi sepanjang 12 km tentu tak sedikit pula biayanya”, demikian dikatakan Kades bina maju Zahari kepada wartawan.
Masih bersama Zahari, “kita juga bersama Kades yang lain di Rangsang Barat ini, sudah kami samapaikan persoalan ini kepihak Gubernur Riau ,agar mendapat tanggapan namun sampai saat ini belum ada realisasinya , terang Zahari
Memang Sungai sendaur itu merupakn alira dari sungai sendaur tersebut, yang melintasi Desa Sendaur ,Desa Binamaju dan Desa Mekar Baru namun untuk desa Binamaju aliran sungai tersebut sepanjang 12 Km. Inilah yang menjadi keluhan warga di Desa ini hingga masalah pertanian di Desa ini banyak yang telah berkurang hasilnya seperti Tanaman padi, Kopi, kelapa maupun tanaman pinang.
Dikatakan Zahari, kalau dulu kita menampung pinang sampi 30 ton perbulanya dan Kopi hampir 3-4 ton perbulanya, kini sudah tidak lagi bisa menanpung karena tanaman nya telah mati semua ,tutup Zahari.
( Team )