SELATPANJANG, Detik19.com — Mengingat Kota Selatpanjang adalah daerah kepulauan, maka dipandang perlu untuk mendirikan dan menambah jumlah pelabuhan sebagai sarana tempat bongkar muat barang dan turun naiknya penumpang kapal. Wacana ini muncul karena saat ini terbatasnya jumlah pelabuhan yang ada di Kota Selatpanjang, Rabu 25/08/2021
Atas dasar hal tersebut di atas, timbul pemikiran dari Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Laskar Melayu Bersatu (DPD LLMB) Kabupaten Kepulauan Meranti untuk membangun sebuah pelabuhan rakyat. Karena itulah Pengurus DPD LLMB datang bersilaturrahim mengunjungi Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Selatpanjang.
Datuk Panglima Muda Ibrahim Munir selaku Pemimpin DPD LLMB Kepulauan Meranti dengan didampingi Datuk Sabara Damanik sebagai Dewan Penasehat membawa sejumlah pengurus datang bersilaturrahim ke Kantor KSOP Selatpanjang. Rombongan Pengurus DPD LLMB Kepulauan Meranti yang berjumlah sembilan orang diterima oleh H.Suharto, S.H., mewakili Kepala Kantor KSOP Selatpanjang.
Dalam temu ramah di acara _silaturrahim_ itu, Sekretaris Umum DPD LLMB Kepulauan Meranti, Datuk Afrizal Cik memyampaikan hajat kunjungan, dan juga menyampaikan wacana DPD LLMB akan mendirikan pelabuhan rakyat. Karena itu mereka datang. Kedatangan ini adalah kedatangan awal yang akan diikuti dengan kedatangan selanjutnya, konsultasi dan komunikasi yang berkelanjutan.
Selain itu Datuk Afrizal Cik juga menyampaikan gambaran umum LLMB dan sejarah singkatnya.
Penasihat DPD LLMB, Datuk Sabara Damanik dalam pengantarnya pada pertemuan tersebut menyampaikan bahwa LLMB sebagai sebuah lembaga mempunyai tanggung jawab moral untuk menjaga dan membangun Kepulauan Meranti, karena itu upaya penciptaan lapangan pekerjaan perlu segera dibuat. Membangun pelabuhan rakyat sangat berdampak terbukanya lapangan pekerjaan baru. Apa lagi pengurus LLMB ramai yang masih muda, masih energik, kita hanya mendorong, mereka siap melaksanakan.
Datuk Panglima Muda Ibrahim Munir juga menyampaikan hal yang sama dan menambahkan tentang permasalahan terjadinya kapal besar, kapal tanker dan kapal cepat lainnya yang menabrak kapal-kapal nelayan dan alat-alat tangkap mereka. Namun, yang disayangkan ketika tabrakan itu terjadi sangat sulit untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Jangankan untuk menuntut ganti kerugian, untuk menangkap dan menahan kapal penabrak itu pun terlalu sulit. Datuk Panglima Muda juga menyampaikan contoh kasus tabrakan kapal nelayan dan kapal tanker yang pernah terjadi di Perairan Kepulauan Meranti beberapa waktu yang lalu.
Atas kunjungan dan sambutan Pengurus DPD LLMB Kepulauan Meranti tersebut, H. Suharto, S.H., menyampaikan bahwa pihaknya siap memberilan dukungan dan petunjuk tentang langkah-langkah dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendirikan pelabuhan rakyat. Dirikanlah, kami siap membantu. Carilah tempat yang sesuai, sehingga pelabuhan bisa berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Kami siap untuk bekerja sama, kata beliau.
Menjawab tentang persoalan tabrakan yang terjadi antara kapal tanker, kapal besar dengan kapal atau alat tangkap nelayan, kami juga telah berusaha membantu menyelesaikannya. Bahkan terkadang pihak KSOP mengeluarkan dana pribadi untuk membantu nelayan yang menjadi korban tabrakan tersebut. Namun, setelah dicermati, kadang kala punca kesalahan terletak pada tata aturan letak alat tangkap nelayan, baik itu jaring, gombang maupun pengerih yang terlalu padat di laut, sehingga kapal lain, bahkan spedboad pun kadang-kadang sulit mencari celah jalan untuk lewat. Akhirnya terjadilah tabrakan itu.
Karena fungsinya sebagai pagar negeri, H. Suharto, mengharapkan kepada segenap Pengurus DPD LLMB, agar dapat memberikan dan menyampaikan informasi kepada masyarakat nelayan tentang tata cara mengatur letak posisi kapal dan alat tangkap agar teratur dan memberi ruang kepada kapal yang lain untuk melintas.
Persoalan tabrakan kapal nelayan seperti ini jangan sampai terulang lagi, mengingat baik nelayan maupun pekerja kapal lainnya adalah sama-sama mencari rezeki. Maka bekerjalah dan berdampinganlah dengan aman dan toleran, demikian harap H.Suharto. ***
Editor : UMAR
Penulis : WAHYU